TARAKAN, MK – Berbagai upaya yang di lakukan Pemerintahan Kota Tarakan dalam pencegahan penyebarann Covid-19 di Kota Tarakan. Salah satunya rencana karantina setiap pendatang yang baru tiba di Kota Tarakan menggunakan Transportasi Udara.
“Saat ini kita Masih Melakukan simulasi mulai dari Alur kedatangan hingga proses karantina mulai dari terpusat hingga mandiri. Tempat karantina terpusat sudah ditentukan oleh Pemerintahan Kota Tarakan sedangkan untuk tempat Karantina Mandiriakan di lakukan dibeberapa hotel yang sudah bersedia bekerja sama.” Kata Walikota, Khairul Kepada Awak Media.
Skenario karantina yaitu dengan menjemput penumpang yang tiba di bandara, lalu di bawa ke Laboratorium Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tarakan dan di periksa dan screening kesehatannya untuk mengetahui keluhan dan gejala para penumpang.
“Begitu tiba di Tarakan langsung di bawa ke RSUKT dan kita langsung Screening, lihat kondisinya ada keluhan atau tidak. Agar mudah menentukan lokasi tempat karantinanya dan akan di berikan gelang sebagai pengenal agar mengehui kapan tiba di Tarakan” Ujarnya
Untuk penumpang yang tujuannya ke Tanjung selor, Nunukan, Malinau dan KTT juga akan di karantina apabila tidak dapat melakukan transit langsung menggunakan transportasi Laut.
“Kalau ada penumpang yang tiba dan ingin langsung melanjutkan perjalanan ke luar Tarakan tidak masalah selagi ada transportasi langsung. Tentunya tetap mendapatkan pengawasan yang ketat oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kota Tarakan. Apabila tidak ada transportasi langsung maka penumpang tersebut harus menjalani isolasi selama berada di Kota Tarakan.” Terangnya
Sedangkan untuk tempat yang akan menjadi lokasi karantina sudah di siapkan oleh Pemerintahan Kota Tarakan. Diantaranya Masjid Islamic Center, GOR, Gedung Graha Pemuda, Indor Telaga Keramat, dan SMP Negeri 1 Tarakan.
“Sudah Ada tempatnya kita sediakan, akan tetapi kalau mau isolasi mandiri juga bias di lakukan. Ada beberapa hotel yang sudah bekerja sama sebagai tempat isolasi. Untuk biaya tetap di tanggung sendiri, tarifnya sekitar Rp. 200 ribu Hingga Rp. 250 ribu per malam. Kalau isolasi di tempat terpusat juga akan mendapatkan fasilitas seperti tempat tidur, Konsumsi dan lain-lain” Ungkapnya (*SR25/MK1)