Merokok memiliki risiko lebih tinggi terhadap infeksi covid-19.
Jakarta – Wabah virus korona covid-19 masih terus terjadi peningkatan secara global. Dan sama seperti negara-negara lain di dunia, Indonesia juga bersiap untuk menanggapi bertambahnya kasus dan kemungkinan penularan dari penyakit ini. Salah satu faktor yang bisa memperparah kondisi seseorang yang sudah terinfeksi covid-19 adalah kebiasan merokok.
Pernyataan ini sejalan dengan hasil beberapa temuan yang terbit dalam berbagai literatur yang menyebutkan hubungan antara perokok dan karakteristik pasien terinfeksi covid-19 seperti berikut ini:
1. Studi Yang Yang, dkk, medRxiv, 2020
Studi Epidemiological and clinical features of the 2019 novel coronavirus outbreak in China (Yang Yang, dkk, medRxiv, 2020). Sekelompok peneliti dari Tiongkok dengan beragam latar belakang institusi, diantaranya Beijing Institute of Microbiology and Epidemiology, University of Florida, dan Chinese Centre for Disease Control and Prevention menyebutkan keparahan coronavirus pada laki-laki di Tiongkok lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Hal ini dapat disebabkan karena laki-laki di Tiongkok kebanyakan adalah perokok berat. Studi ini juga menyebutkan 61,5 persen penderita pneumonia berat akibat coronavirus adalah laki-laki dan tingkat kematian 4,45 persen pada pasien laki-laki dan 1,25 persen pada pasien perempuan.
2. Studi Wei Liu, dkk., Chinese Medical Journal, 2020
Studi Analysis of factors associated with disease outcomes in hospitalized patients with 2019 novel coronavirus disease (Wei Liu, dkk., Chinese Medical Journal, 2020).
Dalam studi ini disebutkan dari 78 pasien coronavirus dengan pneumonia selama 2 minggu perawatan, ditemukan bahwa 11 pasien memburuk dan 67 pasien kondisinya membaik. Sebanyak 27 persen dari kelompok yang memburuk memiliki riwayat merokok, sedangkan dari kelompok yang kondisinya membaik hanya 3 persen yang punya riwayat merokok.
3. Studi Prof. Nanshan Chen, dkk, The Lancet, 2020
Studi Epidemiological and clinical characteristics of 99 cases of 2019 novel coronavirus pneumonia in Wuhan, China: a descriptive study (Prof. Nanshan Chen, dkk, The Lancet, 2020)
Studi ini menyebutkan 99 orang pasien dari Wuhan Jinyintan Hospital dirawat selama 20 hari, 11 orang meninggal pada akhir penelitian, 3 adalah perokok dengan 2 kematian pertama adalah perokok laki-laki.
“Melihat temuan-temuan di atas, masyarakat perlu mengetahui bagaimana perilaku merokok memiliki risiko lebih tinggi terhadap infeksi dan perparah komplikasi covid-19, sehingga masyarakat perlu lebih waspada mengingat Indonesia adalah negara dengan jumlah perokok pria yang sangat tinggi,” saran Prof. Dr. Amin Soebandiro, PhD, SpMK(K), Kepala Lembaga Biologi dan Pendidikan Tinggi Eijkman. (medcom)