Gubernur: Hindari Stres, Bisa Kurang Potensi Penyakit
TANJUNG SELOR, MK – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie menganjurkan kepada bupati dan walikota di Kaltara agar membuat aturan agar setiap restoran dan warung makan yang di wilayahnya menyediakan tempat cuci tangan.
Menurut Irianto, ini menjadi salah satu upaya untuk membiasakan pola hidup bersih dan sehat bagi masyarakat Kaltara. “Bila perlu dibuatkan aturan, jika ada restoran atau warung makan yang tidak menerapkannya, bisa diberi sanksi. Selain itu, juga harus dikontrol,” ujar Irianto saat menghadiri Peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia, yang dirangkaikan dengan pencanangan Kesatuan Gerak Pemberdayaan Kesejahteran Keluarga (PKK) Keluarga Berencana (KB) Kesehatan Provinsi Kaltara dari Bhakti Ikatan Bidan Indonesia di Halaman Puskesmas Tanjung Selor, Jumat (27/10) lalu.
Tidak hanya kesehatan jasmani, Irianto dalam acara tersebut juga menjelaskan betapa pentingnya menjaga kesehatan rohani. Dengan begitu, tentu akan membawa dampak positif bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Salah satunya, adalah bersinergi dengan percepatan pembangunan di Kaltara. “Jika keduanya sehat, tentu akan membawa kita pada perubahan yang positif khususnya untuk membangun Kaltara,” jelas Irianto.
Irianto pun memberikan tips guna menjaga tubuh agar tetap sehat. Pertama adalah menghindari stres. Menurutnya, stres adalah salah satu pemicu munculnya penyakit lain seperti kanker dan tumor. “Stres itu adalah suatu kejadian yang membuat kita tidak mampu mengendalikan semua sel yang ada pada tubuh kita. Obatnya adalah diri kita sendiri, banyak bergaul dengan orang lain. Selain itu, kita harus sering beribadah dan banyak berdoa,” paparnya.
Kiat lain agar tubuh tetap sehat adalah mengantisipasi perubahan cuaca atau iklim. Misalnya, menjaga pola makan agar tetap seimbang. Selain itu, juga banyak berolahraga dan mengasah otak. “Sebab, semakin aktif tubuh dan otak kita, maka akan mampu meminimalisir penyakit dan terhindar dari stres,” ungkap Irianto.
Berkaitan dengan program KB Irianto mengajak agar masyarakat ikut mencegah terjadinya pernikahan dini. Persoalan kompleks tersebut, dinilai Irianto merupakan masalah yang harus dihadapi dengan solusi kongkret. Disebutkannya, secara psikologis, kedua pasang remaja yang menikah pada usia yang belum ideal, belum memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab. “Dan kehamilan pada usia remaja juga akan berdampak pada karakter anak,” jelasnya.
Persoalan lain yang menjadi perhatian Irianto adalah, terjadinya degradasi pembinaan manusia. Menurutnya, masalah utama yang terjadi saat ini adalah narkoba yang turut meracuni generasi muda. Hal ini, lanjut Irianto, lebih disebabkan oleh kekeliruan dalam pembinaan keluarga. “Karena itu, para orangtua jangan sampai salah dalam membina keluarga, dibutuhkan pembinaan keluarga dengan hati namun tetap tegas terhadap anak,” kata Irianto. (humas)