TANJUNG SELOR, MK – Total realisasi investasi di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) hingga triwulan III mencapai Rp 5,268 triliun. Seluruh capaian tersebut, berasal dari dua penanaman modal yakni Penanaman Modal Asing (PMA), dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). (selengkapnya baca grafis)
Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie mengungkapkan, pada tahun ini, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memberikan target realisasi inventasi di Provinsi Kaltara sebesar Rp 9,18 triliun. “Untuk dapat memenuhi target yang diberikan oleh BKPM hingga akhir 2019, dalam Rakor Peningkatan Kebijakan Investasi Nasional yang dihadiri seluruh kepala DPMPTSP Provinsi se-Indonesia, kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjabarkan kebijakan dan strategi dalam meningkatkan investasi serta menuntaskan hambatan investasi kedepannya,” kata Gubernur.
Di Kaltara sendiri, kata Gubernur, sesuai laporan yang disampaikan kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltara, Risdianto, terkait investasi, Kaltara berharap ada fasilitasi dari BKPM untuk percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning, serta pembangunan Kota Baru Mandiri (KBM) Tanjung Selor.
“Dalam realisasinya banyak proyek besar seperti PLTA, KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi, KBM masih dalam pra konstruksi, sehingga berpengaruh pada capaian investasi,” ungkap Gubernur.
Sebagai informasi, pada triwulan III tercatat sebanyak 84 proyek. Yakni, untuk PMDN sebanyak 58 proyek, sementara PMA sebanyak 26 proyek. Diharapkan dengan dilakukannya Rakor Peningkatan Kebijakan Investasi Nasional oleh BKPM RI terjalin sinergi dan komitmen bersama menuju arah perubahan yang lebih baik.
Lebih jauh Gubernur mengatakan, untuk mengembangkan pembangunan di provinsi termuda ini, perlu memperluas jejaring dan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk para pemodal. Hal ini pun membuahkan hasil. Dari tahun ke tahun, realisasi investasi terus mengalami kenaikan yang signifikan.
Berdasarkan data DPMPTSP Kaltara, sejak 2017 gambaran pasang surutnya (grafik) investasi Kaltara terus meningkat. Bahkan pada triwulan ke-III/ 2019, realisasi investasi tembus 194,4 persen untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan sudah 20 persen untuk Penanaman Modal Asing (PMA).
Kenaikan realisasi investasi yang naik di tahun ini tidak terlepas dari keseriusan para pelaku usaha. Jika dibandingkan dengan tahun 2017 dan 2018, realisasi investasi masih di bawah rencana yang sudah ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan, sejumlah rencana investasi dengan skala besar belum dapat dilaksanakan namun masuk dalam planning perusahaan.
Idealnya, lanjut Gubernur, rencana investasi yang ditetapkan mengacu pada bisnis plan perusahaan. Artinya perusahaan sendiri yang harus melakukan percepatan untuk mencapai rencana tersebut. Apalagi diketahui, secara umum, investasi terbagi atas jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
“Untuk jangka pendek, perlu waktu hanya satu tahun. Kemudian ada jangka menengah dua sampai tiga tahun. Sementara yang jangka panjang bisa di atas lima tahun, seperti PLTA dan KIPI. Ini yang harus direncanakan dengan benar,” kata Risdianto menambahkan.
Perencanaan tersebut menjadi salah satu evaluasi DPMPTSP Kaltara sehingga pada tahun 2019, realisasi sudah jauh di atas target (rencana) awal. Bahkan melihat proyeksi yang ada, hingga akhir tahun ia menargetkan bisa mencapai total realisasi sampai 250 persen.
“Saat ini triwulan ketiga sampai sekitar Rp5 triliun lebih atau 194 persen. Saya targetkan di angka 250 persen dari pencapaian sampai akhir tahun nanti. Karena satu hal yang pasti, bahwa grafik kita yang saat ini mencapai 194 persen, itu terus mengalami peningkatan,” tegasnya. Sementara itu, untuk realisasi PMA sendiri, pada 2019 dengan angka 20 persen juga mengalami kenaikan signifikan. Dibandingkan 2017 yang hanya 9,94 persen bahkan turun di 2018 diangka 4,02 persen. (humas)