Tanjung Selor, metrokaltara.com – Banjir yang terjadi di ibu kota Kalimantan Utara (Kaltara) Tanjung Selor adalah kiriman dari hulu Sungai Kayan, Â dalam beberapa hari terakhir hujan deras terus mengguyur yang menyebabkan volume air terus meningkat , ratusan warga korban banjir mulai terserang penyakit kulit dan diare.
Ratusan rumah warga di sepanjang jalan protokol Iibukota Kaltara tenggelam, ketinggian air mencapai satu setengah meter hingga dua meter, memasuki hari keempat debit air masih terus meningkat, ini diakibatkan insensitas hujan di hulu sungai kayan masih tinggi.
Jalanan yang biasanya dilalui kendaraan roda dua dan roda empat saat ini hanya bisa di lalui speed boat dan perahu nelayan, pemandangan ini sudah berlangsung sejak empat hari sejak banjir kiriman menenggelamkan Ibukota Kaltara.
Para warga telah meninggalkan rumah mereka, tak sedikit dari barang dan harta benda yang tidak bisa diselamatkan seperti mobil dan peralatan rumah tangga, warga berusaha menyelamatkan diri dengan mencari daerah perbukitan yang tidak terjangkau banjir.
Sementara di tempat pengungsian, empat posko pengungsian di sediakan pemerintah setempat, masing-masing di kantor Kecamatan Tanjung Selor, Gedung Wanita, rumah jabatan Sekda dan gedung sekolah.
Dari pantauan Metro Kaltara di tempat pengungsian, ratusan pengungsi di empat posko mulai terserang penyakit seperti diare dan penyakit kulit, warga juga mengaku masih kesulitan bahan makanan dan fasilitas air bersih karena hampir 80% wilayah Kota Tanjung Selor terendam banjir.
Salah seorang warga, Masriyah mengatakan sudah dua hari tinggal di pengungsian namun dirinya mengaku sangat menderita mengingat ketersediaan bahan makanan dan fasilitas air bersih tidak ada.
“Saya dan keluarga terpaksa pulang kerumah, di pengungsian makanan ga ada dan nasi yang diberikan masih mentah, susah mas lebih baik kami kembali kerumah saja†terang Masriyah.(Zul/Isy)