Tanjung Selor, MK – Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Utara, Basiran, mengingatkan potensi dampak buruk yang dihadirkan oleh penggunaan internet. Salah satunya menguatnya radikalisme dalam beragama, begitu mudah orang mengharamkan ini dan itu hanya berdasar kajian keagamaan yang diikutinya secara online.
“Ini sebuah fenomena yang tidak dapat kita elakkan sebagai dampak dari masifnya penggunaan internet,” kata Basiran pada sambutannya di kegiatan ‘Ngopi Coi: Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia’ di Tanjung Selor, Kamis (6/8/2020).
Kegiatan yang digagas oleh BNPT dan FKPT Kalimantan Utara tersebut merupakan forum dialog yang bertujuan mencegah penyebarluasan ideologi radikal terorisme. Kegiatan ini menghadirkan aparatur kelurahan dan desa, terdiri dari Lurah/Kepala Desa, Bhabinkamtibmas, Babinsa, serta perwakilan unsur media massa pers sebagai peserta.
“Dan sesuai yang disampaikan oleh Kepala BNPT, radikalisme beragama merupakan cikal bakal terjadinya terorisme. Karena itu untuk mencegah terorisme kita harus pula mencegah radikalisme beragama,” tambah Basiran.
Pada kegiatan ini peserta akan diajak mengenali ciri-ciri berita bohong atau hoaks yang banyak beredar di dunia maya, yang belakangan ditengarai turut pula dimanfaatkan oleh pihak-pihak tak bertanggungjawab untuk menyebarluaskan ideologi radikal terorisme.
“Kita juga akan diajak mengenal bagaimana etika bermedia sosial,” ujar Basiran.
Asisten I Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Utara, Datu Ikro Ramadhan, di kesempatan yang sama mengingatkan masyarakat untuk tak mudah menerima setiap informasi yang beredar di media sosial. “Sebisa mungkin konfirmasi kebenaran berita yang kita terima,” katanya.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, tambah Ramadhan, mengapresiasi terlaksananya dialog yang digagas oleh BNPT dan FKPT tersebut. Kegiatan ini disebutnya menutup kekosongan pemberian pengetahuan tentang etika penggunaan media sosial bagi masyarakat, di tengah arus deras informasi dan tren penggunaan internet yang terus meningkat.
Sementara Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Letnan Kolonel (Laut) Setyo Pranowo, menegaskan komitmen BNPT untuk terus menggelar literasi bagi masyarakat sebagai salah satu upaya mencegah penyebarluasan ideologi radikal terorisme.
“Hal itu ditujukan agar masyarakat melek tentang manfaat media dibuat dan dapat diakses, sehingga mampu membedakan mana informasi benar dan bohong, mana informasi yang mendamaikan dan memicu perpecahan,” jelas Setyo. (*/as)