- Bupati berharap dengan penggalangan komitmen dalam rangka kampanye imunisasi Measles_Rubella ( MR ) dapat membantu mengurangi penderita penyakit campak dan rubella
Nunukan, MK – Sekretaris Daerah Serfianus s. IP, M. Si mewakili Bupati Nunukan membuka secara resmi advokasi dan koordinasi serta penggalangan komitmen dalam rangka kampanye imunisasi Measles Rubella ( MR ) tingkat Kabupaten Nunukan ( 19/07).
Penyakit campak dan rubella merupakan penyakit yang masih menjadi permasalahan kesehatan dunia termasuk Indonesia. Pada tahun 2000, Lebih dari 562 ribu anak pertahun meninggal dunia Karena komplikasi penyakit campak. Pemberian imunisasi campak yang di galakkan oleh Pemerintah Daerah telah berhasil menurunkan angka kematian akibat campak, dari 562 ribu menjadi 115 ribu pertahun atau sekitar 314 anak perhari atau sebanding dengan 13 kematian setiap jamnya.
Sedangkan rubella walaupun tergolong penyakit ringan bagi penderitanya, tetapi yang dikhawatirkan adalah efek tera togenik apabila menyerang ibu hamil pada tri semester pertama. Hal tersebut dapat menyebabkan abortus, kematian janin atau sindrom rubella kongenital ( CONGENITAL RUBELLA SYINDROM/CRS ) pada bayi yang dilahirkan.
Berdasarkan studi tentang estimasi beban penyakit syindrom rubella congenital. Di Indonesia mencapai 2767 dengan kelompok usia terbanyak yaitu 15 sampai 19 per Tahun.
Dalam kesempatan itu Sekertaris Daerah Kabupaten Nunukan Serfianus menyampaikan di Kabupaten Nunukan kasus penyakit campak tergolong sangat tinggi di banding dengan angka rata – rata nasional. Pada tahun 2015 tercatat 123 kasus, dengan Kejadian Luar Biasa ( KLB ) campak terjadi pada sebagian besar wilayah puskesmas. Pada tahun 2016 kasus campak menunjukkan angka peningkatan yang sangat tajam sebesar 229 kasus dengan wilayah terdampak kasus Kejadian Luar Biasa ( KLB ) campak, Ungkapnya
“Kasus-kasus tersebut walaupun tidak memakan korban jiwa, tetapi sangat menimbulkan keresahan di masyarakat, akibat dari pembatasan aktivitas seharian harinya untuk mencegah penularan lebih lanjut.”Jelasnya
Di tambahnya, Faktor utama dari timbulnya permasalahan tersebut Karena cakupan imunisasi yang masih rendah, dengan universal coverage imunisasi desa/kelurahan hanya mencapai kurang lebih 20% dari total jumlah desa/kelurahan.
” Harus ada kesadaran dari masyarakat, supaya memeriksakan anak anak kita,” Ungkapnya.
Sebelum menutup sambutannya, Sekda mengatakan berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan bahwa Posyandu yang masih di bawah 50%, jadi masih adanya masyarakat yang menolak imunisasi baik Karena ketidaktahuan, alasan tahayul maupun Karena alasan keyakinan/agama.
” Saya minta dinas Kesehatan lebih giat memberikan sosialisasi agar masyarakat kita lebih tahu,” Tutupnya. (Mail /Protokol)