TANJUNG SELOR, MK – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie menerima audensi jajaran manajemen PT PLN (persero) wilayah Kaltim-Kaltara, yang dipimpin oleh General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Kaltim-Kaltara Djoko Dwijatno dan Muhammad Ramadhansyah, GM Unit Induk Pembangunan, Selasa (18/6). Dalam pertemuan yang dilangsungkan di Ruang Rapat Lantai I Kantor Gubernur Kaltara itu, mereka menyampaikan laporan mengenai kondisi kelistrikan dan progres pembangunan infrastruktur pembangkit di Kaltara.
Salah satunya dilaporkan dalam pertemuan tersebut, soal pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) 2×7,5 Megawatt (MW) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2×7 MW di Gunung Seriang, Tanjung Selor, Bulungan. Disampaikan, kedua pembangkit tersebut akan dioperasikan tahun ini.
“Untuk PLTMG 2×7,5 MW, mulai hari ini (kemarin, Red) sudah komisioning atau ujicoba mesin. Direncanakan akhir Juli atau paling lambat akhir Agustus sudah bisa dioperasikan,” kata Djoko di depan Gubernur. Sementara itu, PLTU di Gunung Seriang (Tanjung Selor), Malinau dan Nunukan disebut juga sudah bisa dioperasikan paling lambat akhir tahun nanti. “PLTU sekarang dalam proses pembangunan tahap akhir,” jelasnya.
Hal lainnya, dilaporkan tadi soal progres pembangunan jaringan transmisi dari Kaltim – Kaltara. Termasuk persoalan terjadinya pemadaman bergilir di Pulau Bunyu. PT PLN telah memberikan jaminan, akan mendatangkan generator pengganti dari Pulau Sebatik ke Pulau Bunyu.
Rencananya, generator itu akan diberangkatkan dari Pulau Sebatik pada Selasa (18/6) kemarin, dengan menggunakan kapal. Sedangkan estimasi proses pemasangannya akan memakan waktu seminggu, hingga benar-benar normal beroperasi.
Menanggapi laporan tersebut, Gubernur memberikan apresiasi, meski dinilainya kinerja PLN selama ini lambat. Dalam pembangunan pembangkit misalnya. Secara terbuka Irianto menyampaikan, bahwa proses pembangunan pembangkit listrik di Kaltara selama ini tergolong lambat. Dan hal itu perlu menjadi evaluasi bagi PLN, agar ke depan bisa bekerja lebih baik lagi.
“Seperti contoh PLTMG dan PLTU di Tanjung Selor. Ini sudah dimulai lama, dan sempat mangkrak. Kemudian ketika saya masih Pj Gubernur, saya sempat laporkan ini langsung kepada Presiden. Ketika itu langsung direspons dengan memerintahkan Ibu Rini, selaku Menteri BUMN. Ibu Rini juga saya ajak melihat langsung, hingga akhirnya menginstruksikan Dirut PLN untuk melanjutkan pembangunan. Dan sesuai instruksinya ketika itu, seharusnya akhir 2018 sudah bisa operasi. Jadi ini sudah mundur dari target yang diminta Ibu Rini,” ungkapnya.
Begitu pun dalam hal pembangunan transmisi. Dikatakan Gubernur, rencana pembangunan transmisi sudah dimulai sejak lama. Namun progresnya hingga kini belum menunjukkan perkembangan yang signifikan. “Itu (pembangunan transmisi) sudah rencana sejak 5 tahun lalu. Tapi sampai sekarang belum kelihatan progress pembangunan transmisinya,” kata Irianto.
Mengenai persoalan listrik, Gubernur mengatakan, sangat memberikan perhatian serius. Kenapa listrik penting? Menurutnya, listrik sudah menjadi urat nadi dalam kemajuan suatu wilayah. Daerah akan sulit maju kalau listriknya kurang. Sebaliknya, sebuah wilayah akan cepat maju dan berkembang jika listriknya memadahi.
“Kalau soal listrik, saya sangat serius. Makanya saya agak keras. Setiap ada persoalan listrik, saya juga selalu komunikasi, baik dengan jajaran direksi di PLN Pusat maupun yang ada di wilayah. Bahkan kalau ada kesempatan langsung dengan Menteri BUMN, maupun ke Presiden. Tujuannya agar listrik di Kaltara semakin memadahi. Karena kalau listrik aman, saya yakin pembangunan di Kaltara juga akan cepat maju. Termasuk pula dalam hal menarik investasi,” imbuhnya. (humas)