Malinau, MK – Potensi kopi Malinau yang selama ini cukup dikenal mulai dilirik oleh berbagai pihak untuk dikembangkan. Salah satunya adalah Bank Indonesia yang melakukan kerjasama untuk melakukan pengembangan kopi Malinau.
Acara penandatanganan nota kesepahaman dan penanaman perdana kopi di Malinau dilaksanakan di Kebun Demplot APEKIMAL (Asosiasi Petani Kopi Malinau) Desa Sembuak Warod Kecamatan Malinau Utara. Acara ini dihadiri oleh Bupati Malinau beserta jajarannya, FKPD, TNI, Polri dan para petani kopi yang ada di Malinau pada Kamis (29/11/18).
Kepala Dinas Pertanian Ir. Kristian Muned, M.Si dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan tersebut adalah penandatanganan nota kesepahaman antara Bank Indonesia Perwakilan Kaltara dengan Pemerintah Kabupaten Malinau dan APEKIMAL.
Ir. Kristian Muned menjelaskan bahwa gambaran umum dari kegiatan ini berawal pada saat kegiatan FGD sekitar bulan Mei 2018. Kemudian ditindaklanjuti oleh Bank Indoensia dan petani kopi yang kemudian membentuk Asosiasi Petani Kopi Malinau (APEKIMAL). Dengan terbentuknya APEKIMAL ini maka Bank Indonesia Perwakilan Kaltara melaksanakan program penanaman kopi Robusta di Kabupaten Malinau.
“Dalam rangka membangun kapasitas SDM petani kopi ini bahwa pada bulan juni yang lalu ada 8 orang petani dikirim untuk mengikuti pelatihan di pusat penelitian kopi dan kakau di Jember. Selain itu juga dari Bank Indonesia Perwakilan Kaltara telah memberi bantuan kepada APEKIMAL berupa bibit kopi sebanyak 5000 batang yang nanti akan langsung ditanam. Kemudian bantuan gunting pangkas dan gergaji pangkas masing-masing 10 buah. Kemudian ada sarana pengeringan, mesin peking, puler, huller, roster dan gleder masing-masing 1 unit. Harapan kita kedepan semoga kopi Malinau ini bisa sebanding dengan kopi-kopi lainnya” ungkapnya.
Selanjutnya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara Hendik Sudaryanto dalam sambutannya mengatakan bahwa untuk mendukung perekonomian daerah dalam hal ini Bank Indonesia melihat ada satu potensi yang bisa dikembangkan di Malinau yaitu penanaman kopi.
“Kami melihat petani kopi ada di Malinau, kami mempunyai program yang akan didukung oleh Pemerintah Kabupaten Malinau yaitu brand kopi Malinau. Selama ini kita tahu ada kopi Toraja, Bali, Aceh dan berharap muncul kopi Malinau. Dilihat dari namanya saja sudah menjual, Kopi Malinau” ungkapnya.
Menurut Hendik Sudaryanto, untuk mewujudkan itu tentu bukan hal yang mudah dan membutuhkan beberapa rangkaian program atau proses yang akan dilalui. Mulai dari produksi, pengolahan dan pemasaran. Dan yang terpenting adalah niat dari para petani agar memiliki keinginan untuk terus maju dan berkembang.
“Saya yakin petani di Malinau ini orangnya bisa dan mau untuk terus maju dan berkembang” ungkapnya.
“MoU ini merupakan langkah awal yang menentukan nanti proses pelaksanaannya. Itu yang nanti akan kami kawal untuk mendapatkan tujuan seperti yang disampaikan Kepala Dinas tadi untuk menjadikan kopi Malinau bisa sebanding dengan kopi-kopi lainnya” ungkap Hendik Sudaryanto.
Sementara itu, Bupati Malinau Dr. Yansen TP, M.Si dalam sambutannya menyampaikan rasa syukurnya bahwa Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Utara memulai sebuah gebrakan yang membanggakan untuk Malinau.
“Banyak lembaga resmi pemerintah tetapi terkadang tidak berdampak kepada kepentingan bangsa dan negara. Untuk itu saya menyampaikan apresiasi, bangga dan hormat saya sekaligus rasa terimakasih kepada Bank Indonesia Perwakilan Kaltara yang dalam waktu singkat mampu memberi warna untuk kepentingan Kalimantan Utara dan khususnya Kabupaten Malinau” ungkapnya.
Bupati menjelaskan bahwa kopi adalah produk dunia dalam artian kopi di seluruh dunia namanya sama yaitu kopi. Minumnya juga di warung kopi. Oleh sebab itu jika menanam kopi satu pohon itu bisa dinikmati oleh siapa saja.
“Saya harapkan bapak/ibu yang bertani kopi yang tergabung dalam APEKIMAL ini seperti yang kita saksikan bersama penandatanganan MOU-nya, yang mana ini merupakan yang pertama di Kaltara yaitu di Malinau. Untuk itu mari bangun jiwa dan mental bertani dalam diri kita agar tetap semangat dalam bertani dan tidak mudah menyerah” ungkapnya.
“Saya juga mengharapkan melalui MOU ini yang merupakan kesepakatan antar pemerintah daerah, Bank Indonesia dan kelompok tani ini menjadi langkah awal kita untuk menghidupkan khususnya kopi sebagai salah satu produk unggulan Malinau dan menjadi ikon untuk Malinau” ungkap Bupati Malinau.
Selanjutnya, Bupati mengingatkan kepada para kelompok tani agar mampu mengelola fasilitas yang sudah diberikan Bank Indonesia dengan bijak dan berharap kelompok tani Malinau bisa menjadi kelompok tani yang handal sehingga bisa membawa nama baik Kabupaten Malinau.
“Oleh sebab itu fasilitas yang tersedia bukan menjadi kebanggaan bapak/ibu menerimanya tetapi bagaimana bangganya bapak/ibu nanti hidup dari fasilitas ini. Bangga bisa hidup dari hasil yang telah dibantu oleh Bank Indonesia melalui kegiatan kita berkebun kopi” ungkapnya.
“Saya harapkan kepada petani kopi, karena kesungguhan dari Bank Indonesia ini bisa dibuktikan dengan adanya petani kopi disini. Jangan sia-siakan kesempatan yang luar biasa ini. Karena kita tidak tahu bapak/ibu bisa saja kedepan menjadi petani kopi yang handal bukan saja untuk Malinau tapi juga Indonesia” pungkas Bupati Malinau. (Aan/Diskominfo)