- Tersisa 38 Pasien Covid-19 Dirawat
TANJUNG SELOR – Laju reproduksi efektif atau disebut Rt (reproduction Number) penyebaran virus corona di Kaltara makin hari semakin rendah. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC19) Nasional laju reproduksi corona di Kaltara di level 0,75 per tanggal 8 Mei 2020.
Jika Rt di atas 1,0 berarti setiap infeksi akan menyebabkan lebih dari satu infeksi lain atau virus menyebar dengan cepat. Sebagai contoh, jika Rt menunjukkan angka 2 berarti satu pasien yang terinfeksi akan menulari rata-rata dua pasien lainnya.
Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie mengatakan, dari 11 provinsi yang laju reproduksi virusnya sudah di bawah level 1.0, Provinsi Kaltara dengan tingkat Rt nomor 5 terendah di Tanah Air. Sedang provinsi dengan tingkat reproduksi tertinggi terjadi di Sumatera Utara, yakni level 1,74. Pada 30 Maret, Sumatera Utara mencapai puncak Rt tertinggi yakni 3,84.
Sebelas provinsi Rt terendah atau di bawah 1 adalah Aceh (0,17), Sumatera Barat (0,65), Riau (0,71), Sulawesi Tenggara (0,74), Kaltara (0,75), Jambi (0,81), Jawa Barat (0,88), DI Yogyakarta (0,97), Papua Barat (0,97), Lampung (0,99), dan Bengkulu (0,99).
“Alhamdulillah, meskipun pandemi Covid-19 belum selesai, kita tentu bersyukur dengan makin rendahnya laju reproduksi virus corona di Kaltara. Dan perlu kita ketahui, tanggal 6 Juni minggu lalu, laju infeksi terendah di Indonesia, Kaltara di urutan ketiga,” ujarnya.
Angka reproduksi virus yang semakin tertekan, menurut Gubernur tidak terlepas dari peran dan kerja keras semua elemen masyarakat. Gubernur mengapresiasi semua tenaga medis yang bekerja dengan dedikasi yang tinggi. Begitu pun satuan dan seluruh instansi yang terlibat dalam penanganan kebencanaan non-alam Covid-19, termasuk kepada relawan, media massa, organisasi dan komunitas masyarakat.
“Dan yang terpenting dari semua ini adalah kesadaran individu dan masyarakat Kaltara secara umum yang sudah mendengarkan dan melaksanakan semua anjuran pemerintah yaitu menerapkan standar protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah maupun organisasi kesehatan dunia (WHO),” tuturnya.
Angka reproduksi virus yang makin rendah, bukan lantas kembali mengabaikan protokol kesehatan. Justru di saat inilah tantangan besar masyarakat dan seluruh elemen daerah dan negara makin perlu dikuatkan.
“Upaya pemerintah tidak akan cukup tanpa dukungan masyarakat. Oleh karena itu, saya mengajak semua tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh adat agar tetap menekankan penerapan standar protokol kesehatan. Keberhasilan ini adalah kerja keras semua pihak yang saling berkaitan,” sebutnya.
Provinsi Kaltara sempat mencapai titik puncak reproduksi virus corona di level 2,50 pada 16 April lalu. Pada 21 April 2020, laju reproduksi turun hingga hanya mencapai 1,10 dan di berhasil di zona biru atau Rt di bawah 1,0 pada 22 April 2020. Di awal Mei 2020, Rt kembali naik ke level 1,28, kemudian kembali di bawah Rt 1 pada 5 Mei 2020 tepatnya di level 0,91.
Gubernur mengatakan, Rt menjadi parameter penting untuk menentukan strategi dan durasi pembatasan sosial.
Juru Bicara GTPPC19 Provinsi Kaltara Agust Suwandi mengatakan, rendahnya laju reproduksi virus di Kaltara juga seiring dengan penambahan kasus terkonfirmasi positif yang sudah tidak signifikan setiap harinya. Bahkan beberapa waktu lalu, sempat tidak ada penambahan kasus. “Dari segi sampel, kemarin cukup banyak 176 sampel yang kita kirim. Yang positif hanya ada 3 orang dalam waktu satu minggu. Yaitu di Tarakan 2 orang dan di Tana Tidung 1. Itupun di Tarakan adalah tenaga kesehatan yang terkontak pada saat melakukan contact tracing,” ujarnya.
Jumlah pasien Covid-19 di Kaltara yang sembuh juga ikut meningkat dari hari ke hari. Senin (8/6), terdapat tambahan 10 pasien sembuh. Total pasien Covid-19 di Kaltara yang berhasil sembuh sebanyak 129 orang. Dan pasien Covid-19 yang menjalani perawatan tersisa 38 orang.(humas)