TANJUNG SELOR, MK – Rencana Pemprov Kaltara melakukan uji spesimen Covid-19 secara mandiri segera terealisasi. Alat Polymerase Chain Reaction (PCR) yang sebelumnya dipesan, telah tiba di Tanah Air. Berdasarkan komunikasi terakhir dengan penyedia, alat deteksi sampel swab dengan metode PCR itu paling lambat tiba di Kaltara pekan ini. Alat PCR ini dipesan dari Jerman.
“Paling tidak, setelah alatnya tiba dan settle langsung digunakan untuk melakukan uji swab. Kalau bisa pekan ini sudah bisa dipakai, lebih bagus. Paling lambat akhir bulan Mei ini. Dan komunikasi Dinkes dengan penyedia tadi pagi, penyedia siap mengirim alat PCR itu ke Tarakan minggu ini,” kata Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie, Selasa (12/5) dalam rapat staf di Kantor Gubernur.
Walau demikian, Gubernur meminta Kepala Dinkes dan Direktur RSUD Pemprov mengecek terlebih dahulu kondisi barang tersebut sebelum dikirim ke Tarakan, demi memastikan alat yang dipesan dalam kondisi baik dan siap digunakan untuk mempercepat deteksi kasus Covid-19 di Kaltara.
Pengadaan alat PCR oleh Pemprov Kaltara senilai Rp 1,8 miliar. Selain itu, Pemprov melakukan renovasi ruangan RSUD Pemprov di Kota Tarakan sebagai laboratorium uji spesimen swab orang maupun pasien yang diduga terpapar virus Corona. Di laboratorium itulah alat PCR akan dioperasikan. “Total anggaran yang terpakai untuk mengadakan fasilitas uji spesimen secara mandiri ini mencapai Rp 5,2 miliar, sudah termasuk penyediaan laboratorium,” ujarnya.
Gubernur mengatakan, kehadiran alat PCR dapat mempercepat deteksi Covid-19. Dan alat PCR yang dipesan Dinkes Kaltara mampu memeriksa 90 spesimen atau sampel swab secara terus-menerus dalam waktu 2 jam. “Berbeda dengan di BBLK Surabaya, butuh waktu 7 jam. Kalau alat PCR ini telah beroperasi, ini suatu kemajuan besar bagi Kaltara,” ujarnya.
Jangka panjangnya, alat PRC akan dipindahkan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Pemprov Kaltara di Tanjung Selor. Saat ini sekitar 240-an spesimen pasien dari Kaltara sedang mengantre untuk diuji di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) dan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Jakarta, bersama sampel spesimen Covid-19 daerah lain.
“Kalau PCR kita ada, tidak perlu mengirim sampel lagi ke Jakarta atau ke Surabaya. Dan penanganan setiap pasien juga cepat akan ditentukan, karena cepat terdeteksi hasilnya,” ujarnya.(humas)