BEIJING, MK – Mentri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Panjaitan dan Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) turut serta dalam delegasi Indonesia pada pertemuan ‘Belt and Road Trade and Investment Forum’ yang digelar di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mulai 12 hingga 14 April lalu.
Selain Irianto, rombongan delegasi dari Indonesia sendiri, antara lain ada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI Thomas Limbong, Deputi Menko Kemaritiman Bidang Infrastruktur, Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Ka Bappenas) dan mantan Duta Besar RI untuk RRT Soegeng Rahardjo. Termasuk turut serta mantan Menteri Perdagangan RI periode 2004-2011 Marie Elka Pangestu. Juga hadir para pimpinan perusahaan dari Indonesia, China atau RRT, dan dari beberapa negara Asia, Afrika maupun Eropa.
“Saya turut diundang sebagai salah satu anggota delegasi Indonesia, karena Kaltara termasuk provinsi yang menjadi bagian dari kerja sama bilateral bidang ekonomi dalam One Belt One Road (OBOR)-Belt Road Initiative (BRI) Indonesia-RRT,” ujar Irianto.
Kegiatan Belt and Road Trade and Investment Forum, kata Gubernur, membahas rencana dan realisasi investasi yang digagas oleh Pemerintah RRT, yang meliputi energi, industri, pariwisata, perdagangan, pengembangan teknologi dan peningkatan kerjasama ekonomi regional maupun global; baik secara bilateral maupun multilateral. “Termasuk di antaranya rencana investasi di Indonesia, terkhusus lagi di Kaltara,” tandasnya.
Gubernur mengatakan, forum ini sekaligus makin menyadarkan dunia global, bahwa RRT telah tampil sebagai salah satu ‘raksasa’ ekonomi dunia, yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi dan politik global. “Forum ini juga sangat besar manfaatnya dengan rencana investasi di Kaltara,” ulas Irianto.
Dikatakan, realisasi investasi berskala besar dan global bukan merupakan sesuatu yang instan. Diperlukan proses waktu dan tahapan yang harus memenuhi persyaratan peraturan perundangan di masing-masing negara. “Di samping juga sangat ditentukan oleh respons dan sikap pemerintah dan masyarakat setempat,” kata Gubernur.
Irianto menyebutkan, banyak rencana investasi berskala besar dan global yang gagal diwujudkan. “Ini karena respons dan sikap pemerintah maupun masyarakatnya sendiri. Seperti lamban dalam pelayanan investasi, sikap malas, berprasangka buruk, penuh curiga, berpikir negatif, dan banyak provokasi,” ujarnya.
Jika ingin memiliki daya saing yang tangguh, tegas Gubernur, masyarakat Kaltara, perlu berpikiran terbuka (open minded), bekerja keras dan bekerja cerdas. “Jangan ada kata menyerah, lelah, putus asa. Jangan mengeluh dan berpikiran sempit, jika kita ingin berjuang untuk kesejahteraan bersama dan menyebarkan kebaikan. Ayo bangun Kaltara!” kata Gubernur.
LAKUKAN SEJUMLAH PERTEMUAN
Di sela-sela menghadiri pertemuan Belt and Road Trade and Investment Forum di Beijing, RRT bersama Menko Bidang Kemaritiman RI Luhut B Panjaitan dan beberapa delegasi lainnya dari Indonesia, Gubernur melakukan serangkaian pertemuan. Salah satunya dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) RRT, Mr Wang Yi.
Dalam kesempatan itu, turut mendampingi Menlu RRT, adalah Dubes RRT untuk Indonesia, Mr Xiao Qian, yang pernah berkunjung ke Kaltara pada 21 hingga 22 Maret 2018 lalu. Juga ada beberapa pejabat tinggi Kemenlu RRT lainnya. “Banyak yang didiskusikan dalam pertemuan ini. Utamanya berkaitan dengan kerja sama bilateral antara RI dengan RRT,” ujarnya.
Hari berikutnya, delegasi dari Indonesia yang dipimpin oleh Menko Maritim, melakukan bilateral meeting dengan Perdana Menteri RRT, Mr Li Keqiang bersama beberapa menterinya di Kantor Perdana Menteri RRT. “Kita juga melakukan kunjungan ke Perusahaan Gezhouba, salah satu BUMN Pemerintah RRT. Dalam kunjungan itu, turut serta Kepala BKPM Thomas Limbong, Menteri Perdagangan RI periode 2004-2011 Marie Elka Pangestu dan beberapa pejabat lain dari kementerian terkait.
Kunjungan ini, salah satunya membahas rencana investasi pihak Gezhouba di Kaltara. Yaitu di bidang energi, beberapa sarana infrastruktur dan industri,” ujarnya.(humas)