TANA TIDUNG, MK – Keselamatan dan keamanan penumpang menjadi prioritas pelayanan speedboat reguler maupun non reguler yang ada di Tana Tidung.
Karena itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Tana Tidung mengkampanyekan keselamatan transportasi sungai dengan mewajibkan semua penumpang menggunakan life jacket sebelum masuk ke dalam speedboat.
Kepala Dishub Tana Tidung Arief Prasetiawan mengatakan, untuk mendukung program tersebut pihaknya akan menyiapkan sekitar 400 lebih life jacket baru yang disiapkan di pelabuhan Pemkab Tana Tidung termasuk yang ada di Kecamatan Tana Lia.
“Kami sudah mulai bagikan sebanyak 75 life jacket baru, nanti sisanya akan dibagikan di akhir tahun 2023 ini sekitar 300 life jacket,” kata Arief saat ditemui di ruang kerjanya.
Life jacket ini diberikan tidak hanya kepada penumpang speedboat reguler tapi juga non reguler. Pola yang diterapkan berbeda dengan yang ada selama life jacket ini diberikan tidak hanya kepada penumpang speedboat reguler tapi juga non reguler. Pola yang diterapkan berbeda dengan yang ada selama ini.
“Jadi untuk di KTT kita wajibkan semua penumpang sebelum masuk ke dalam speedboat sudah harus menggunakan life jacket. Kalau yang ada selama ini kan life jacket nya ada di dalam, kadang tidak dipakai,” katanya.
Arief menambahkan, program ini juga sekaligus menggantikan life jacket yang sudah tidak layak pakai. Karena, life jacket juga memiliki batas masa pemakaiannya.
“Kami harapkan life jacket yang diberikan bisa dijaga dengan baik. Bijak menggunakan life jacket dengan baik. Kepada ABK dan motoris juga diingatkan untuk mengawasi penumpangnya agar tetap menggunakan life jacket selama dalam pelayaran,” ujarnya
Karena itu, dalam rapat kerja dan sosialisasi para motoris juga diundang. Selain itu, radio dan apar juga diwajibkan ada di dalam speedboad.“Untuk speedboat reguler sudah ada radionya, tinggal speedboat non reguler yang kita carikan, “sebut Arief
Untuk memastikan sarana dan prasarana telah disiapkan di dalam speedboat, Dishub akan melakukan monitoring secara berkala.
“Kami monitoring kondisi kondisi yang ada, baik mesin maupun lainnya, dan sampai kami pastikan itu layak melaksanakan pelayaran,” ungkapnya.
Termasuk life jacket sebagai antisipasi kemungkinan yang terjadi di pelayaran. Sebab life jacket bisa menguatkan untuk keselamatan di pelayaran .“Terakhir yang paling penting itu komitmen semua pihak, tanpa ada komitmen masyarakat dan semuanya, akan sia-sia,” terangnya.
Upaya itu akan didukung dengan peraturan kepala daerah yang isinya tentang ketentuan dan tata cara bagaimana melaksanakan kegiatan transportasi di perairan atau di pelayaran.
“Ini sebagai antisipasi kita secara regulasi untuk bisa meminimalisir atau menciptakan suasana yang nyaman pada penumpang selama pelayaran,” kata.
Karena itu dukungan semua pihak diharapkan, tidak hanya dari pemerintah tapi semua stakeholder seperti kepolisian, TNI, LSM, ormas ,dan sudah menjadi keharusan terlibat langsung dalam menciptakan kondisi keamanan keselamatan dalam pelayaran.
Kepala Bidang Prasarana dan Keselamatan Dishub Tana Tidung Didakus Pito menambahkan, salah satu aksi nyata agar upaya yang dilakukan terealisai ke masyarakat dan stakeholder salah satunya dengan kampanye keselamatan transportasi sungai.
“Jadi kita memberikan pemahaman terhadap Pengguna jasa, si pemilik aramada, supaya fasilitas keselamatan harus disiapkan di dermaga, si nahkoda kapal harus mengetahui wawasan standar keselamatan pelayaran,” terang Pito.
Kampanye ini adalah salah satu aksi nyata untuk masyarakat menangkap apa yang disampaikan Dishub untuk menjaga keselamatan dalam pelayaran.
“Kan sayang kalau meninggal hanya karena kecelakaan,kelalaian kita sendiri, itu harusnya bisa kita jaga, meski kembali lagi orang meninggal itu, kita sebagai orang beragama ini kan kembali ke takdir maha kuasa. Tapi pemda tetap punya sentuhan di situ kan, masa Dishub melihat saja, kecelakaan itu sudah kehendak Allah tidak bisa juga kita menyerah seperti itu, pemerintah punya kewajiban mendorong supaya semua sistem transportasi itu selamat adanya,”pungkasnya. (rko)