TARAKAN, MK – Dengan tujuan untuk mengetahui secara riil pogress pengerjaan proyek infrastruktur di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang didanai APBN, APBD Kaltara maupun Dana Alokasi Khusus (DAK), Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie pun mengagendakan peninjauan lapangan ke sejumlah daerah. Tujuannya, Kota Tarakan dan Kecamatan Bunyu, Kabupaten Bulungan.
Abdul Gafur, Humas Pemprov Kaltara
DESTINASI pertama tinjauan lapangan Gubernur dan jajaran terkait dari lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara, adalah Kota Tarakan. Disini, setidaknya ada 17 proyek infrastruktur baik perhubungan, pekerjaan umum, pendidikan dan lainnya yang dibangun melalui APBN, APBD Kaltara maupun DAK untuk ditinjau progressnya oleh Gubernur dan pihak terkait.
Pada Jumat (16/11) sekitar pukul 09.00 Wita, speedboat Pemprov Kaltara, Kaltara 1 dan Kaltara 2 merapat di Pelabuhan Tengkayu II atau Pelabuhan Perikanan Kota Tarakan. Bermula dari sana, rombongan Gubernur melintasi Jalan Gajah Mada, belok kanan memasuki Jalan Yos Sudarso guna menuju titik tinjauan lapangan pertama di Tarakan. Yakni, Pelabuhan Tengkayu I atau Pelabuhan SDF Tarakan di Kelurahan Sebengkok, Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan.
Sesampainya di lokasi, Gubernur yang kala itu mengenakan setelan putih-hitam langsung menuju ke tapak pengerjaan proyek pengembangan Pelabuhan Tengkayu I tahap III. Sejenak mendengar penjelasan dari pengawas proyek, Gubernur yang ditemani Walikota Tarakan Sopian Raga, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPR-Perkim) Kaltara Dr Suheriyatna, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltara Taupan Madjid, Kepala Biro Pembangunan Daerah Sunardi dan lainnya berjalan di kawasan proyek dengan sesekali bertanya kepada sejumlah buruh yang ada disana.
“Bisa berenang, gak pak? Awas lho kalau gak bisa berenang, soalnya kerjanya diatas laut ni,” tutur Gubernur sembari tersenyum kepada seorang pekerja yang tengah memeriksa cor-coran tiang pancang.
Pengembangan proyek ini didanai oleh APBD Provinsi Kaltara, sejak 2016 hingga sekarang. “Awalnya banyak yang bertanya kenapa pelabuhan ini perlu dikembangkan? Lantaran, Pelabuhan SDF merupakan pelabuhan strategis penumpang dan barang di wilayah Kaltara. Juga Pelabuhan integrasi antar moda transportasi,” urai Gubernur.
Secara utuh, pengembangan Pelabuhan Tengkayu I direncanakan menggunakan total anggaran sekitar Rp 225 miliar (perencanaan dimulai 2016). Ini untuk pengembangan sisi laut sebesar Rp 103,8 miliar, dan sisi darat sekitar Rp 121,1 miliar. Pada tahap I, APBD Perubahan 2017 Provinsi Kaltara dialokasikan sebesar Rp 19.996.534.000 untuk pekerjaan reklamasi (timbunan dan turap). Dan itu sudah terealisasi, sebagaimana hasil tinjauan tadi pagi. Hasilnya, terjadi perluasan area pelabuhan dari sisi darat sebesar 1,5 hektare. Pengembangannya dilanjutkan ke tahap II, pekerjaan pengembangan pelabuhan sisi laut. APBD Perubahan 2017 kembali mengucurkan anggaran senilai Rp 18.838.750.000 untuk tahap ini.
“Hasilnya, pengadaan tiang pancang Spun Piles DIA 50 sentimeter sebanyak 1.119 pcs. Dan telah dilakukan pemancangan sebanyak 114 pcs. Tiang pancang itu, rata-rata berkedalaman 27 meter. Dan sudah saya lihat tadi, hasilnya cukup baik,” jelas Irianto.
Tahap III, pekerjaan pengembangan pelabuhan sisi laut. Pendanaannya melalui APBD Provinsi Kaltara tahun anggaran 2018, senilai Rp 34.263.452.000. “Hasilnya, sesuai laporan kepala Dishub Kaltara, adalah pekerjaan konstruksi trestle kendaraan dengan lebar 5,0 meter, dan panjang 152 meter. Lalu, pedestrian atau pejalan kaki dengan lebar 3,0 meter, dan panjang 152 meter serta dermaga keberangkatan sisi selatan. Dengan begitu, maka rekapitulasi anggaran biaya pelaksanaan pengembangan Pelabuhan SDF hingga 2018, totalnya senilai Rp 73.098.736.000.
“Insya Allah, ini akan menjadi pelabuhan penumpang dan barang yang eksentrik dan sangat tertata baik. Ini bukti komitmen Pemprov Kaltara untuk membangun konektivitas dan kemudahan pelayanan transportasi, tak hanya bagi masyarakat Tarakan. Tapi juga untuk seluruh masyarakat Kaltara,” papar Irianto.
Selanjutnya, Gubernur meninjau Pelabuhan Tengkayu II atau Pelabuhan Perikanan Kota Tarakan. Disitu, Gubernur menyerahkan bantuan cool room kepada Pok Lahsar Batari Mandiri. Cool room ini dibangun dengan APBD Kaltara tahun 2018 senilai Rp 500 jutaan. Kapasitasnya 20 ton, yang pengelolaannya dipercayakan kepada Pok Lahsar dimaksud. “Tersedianya cool room ini, setidaknya dapat membantu meningkatkan nilai ekonomis dari produk perikanan yang diolah disini. Sebab, kalau dijual mentah, selain nilainya lebih rendah, juga terkadang tak laku di pasaran,” jelas Irianto.(bersambung)