Tarakan, MK – Bertambahnya jumlah penduduk di Kota Tarakan, dianggap sebagai salah satu penyebab Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kesulitan memberikan kualitas air yang jernih dan bersih kepada masyarakat. Selain itu, Tarakan yang merupakan Pulau kecil membuat jumlah airnya juga sangat terbatas.
Disampaikan Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Usman Assegaf bahwa padatnya penduduk di Kota Tarakan saat ini bisa diliat dengan banyaknya warga yang melakukan aktivitas didalam hutan seperti berkebun dan mendirikan pemukiman.
“Orang tuh tidak sadar kalau pertumbuhan penduduk mempengaruhi kualitas hidup. Kalau dulu airnya jernih, itu penduduknya cuma 100 ribu, sekarang sudah mau 255 ribu. PLN saja dulu juga begitu tapi karena pemakaiannya lebih, ya anjlok” ujarnya kepada Metro Kaltara belum lama ini
“Dulu tidak ada orang yang berkebun di hutan dimana-mana, sekarang sudah banyak. Akibatnya pencemaran di aliran-aliran sungai yang menjadi sumber kehidupan masyarakat sendiri” bebernya
Ia menambahkan, factor lain yang menyebabkan kualitas air PDAM yang tidak baik adalah Tarakan merupakan Pulau sehingga sulit untuk mencari tempat air yang jernih. Selain itu, terbatasnya anggaran membuat alat penyaringan air yang dimiliki PDAM masih tergolong standar.
“PDAM itu persoalannya adalah di air, dimana sumber air kita terbatas kemudian di instalasi. Isntalasi orang itu teknologinya sudah maju sedangkan teknologi kita masih banyak ketinggalan, kenapa? Karena berkaitan dengan anggaran” ungkapnya
Lebih lanjut ia mengungkapkan pihaknya tetap berusaha agar kualitas air di Kota Tarakan tetap jernih dan layak di konsumsi masyarakat. Meskipun kadar air di Kota Tarakan sangat sulit untuk diolah.
“Nah kualitas air kita itu ada yang biru, hitam, coklat karena hujan dan banjir. Kemudian ada yang seperti teh, itu yang sulit diolah. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah menetralisir bakteri kemudian tingkat keasaman air dan kejernihan air itu sendiri. Tapi namanya pelayanan publik, itu tidak ada yang puas” tututpnya (ars)