5 Tahun, Enam Bandara Dikucur APBN Rp 1,1 Triliun

by Muhammad Aras

PENGEMBANGAN KEBANDARAAN : Kepala Dishub Provinsi Kaltara Taupan Madjid bersama jajarannya saat menjadi narasumber Respons Kaltara edisi Senin (24/9) di Kedai 99, Tanjung Selor.

TANJUNG SELOR, MK – Perkembangan pembangunan Bandar Udara (Bandara) di wilayah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dibahas pada Respons Kaltara (ResKal) #edisi ke-14 di Kedai 99 Tanjung Selor, Senin (24/9). Pada acara ini, hadir Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kaltara Taupan Madjid dan jajarannya. Tak hanya pembangunannya, optimalisasi peranan bandara di Kaltara juga dikupas mendalam pada acara yang digagas Bagian Humas pada Biro Humas dan Protokol Sekretariat Provinsi (Setprov) Kaltara itu.

Dikabarkan Taupan, dalam 5 tahun belakangan ini, laju pertumbuhan kebandaraan di Kaltara sangat pesat. Ini berkat adanya dukungan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), utamanya ke 6 bandara di Kaltara. “Pada 6 bandara di Kaltara, total kucuran anggaran yang diterima APBN mencapai Rp 1,1 triliun selama 5 tahun ini. Ini juga sesuai dengan cita-cita Presiden Joko Widodo (Jokowi), bahwa perbatasan adalah prioritas. Di samping juga berkat komunikasi intensif yang dilakukan oleh Bapak Gubernur (Dr H Irianto Lambrie) dengan pusat,” kata Taupan.

Adapun ke-6 bandara dimaksud, yakni Bandara Juwata Tarakan (Kota Tarakan), Bandara Tanjung Harapan di Tanjung Selor (Kabupaten Bulungan), Bandara Nunukan dan Bandara Yuvai Semaring (Kabupaten Nunukan), serta Bandara RA Bessing dan Bandara Long Apung (Kabupaten Malinau). “Dengan dukungan APBN, kini sejumlah bandara sudah mengalami peningkatan kualitas dan frekuensi penerbangan juga operasionalnya. Seperti, Bandara Tanjung Harapan yang kini memiliki panjang runway 1.600 meter dan sudah didarati pesawat jenis ATR 72 seri 500 dan 600. Ada 2 maskapai yang saat ini beroperasi, NAM Air dan Wings Air. Begitu juga Bandara RA Bessing di Malinau,” urai Taupan.

Ke depan, menyusul Bandara Nunukan akan ditingkatkan keberadaannya dengan diupayakan dapat didarati pesawat jenis ATR 72. “Saat ini panjang runway-nya sudah 1.600 meter, dan seharusnya ATR 72 sudah dapat mendarat. Namun, ada persyaratan teknis yang harus dipenuhi. Yakni, pembersihan obstacle berupa pepohonan kelapa yang ada di salah satu ujung bandara. Ini demi alasan keselamatan penerbangan,” ungkap Taupan.

Sementara di Bandara Juwata Tarakan, program pengembangannya menjadi salah satu program unggulan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara. Yakni, pengembangan Terminal Antar Moda. “Sejatinya, selalu ada peningkatan di Bandara Juwata Tarakan. Kini, yang tengah dilakukan adalah pengembangan konsep terminal antar moda. Jadi, di area bandara tersebut tengah dibangun kanal. Kelak, penumpang, utamanya turis yang turun di Tarakan bisa langsung menggunakan jasa transportasi penyerbangan laut berupa speedboat yang ada disana menuju daerah wisata yang mereka inginkan,” papar Taupan. Taupan menyebutkan, pengembangan kebandaraan di Kaltara tak hanya bertujuan untuk memaksimalkan potensi investasi yang ada. Tapi juga ‘menjual’ potensi pariwisata yang ada di Kaltara atau daerah di sekitarnya.(humas)

Related Articles

Bagaimana Tanggapan Anda?....

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.