TANJUNG SELOR, MK – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) kembali melakukan program yang berimbas positif kepada masyarakat secara langsung. Bertujuan untuk mempersiapkan generasi yang berkualitas, tahun ini melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), mendistribusikan 27.577 dos makanan bagi ibu hamil (bumil) di 23 Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) di Kaltara.
“Bantuan makanan tambahan untuk bumil ini, sebagai upaya mempersiapkan generasi yang handal. Yaitu guna mencegah berat badan lahir rendah, dan menekan angka kematian ibu dan anak, serta untuk menekan kurang gizi pada ibu hamil dan anaknya,” kata Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie.
Gubernur yang didampingi Kepala Dinkes Kaltara Usman mengungkapkan, bantuan makan tambahan bagi bumil ini baru dilaksanakan tahun ini melalaui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 3,8 miliar. Dengan biaya pendistribusiannya sebesar Rp 381 juta. Serta ditambah melalui APBD Rp 450 juta untuk pendistribusiannya.
“Kalau untuk pendistribusiannya Dinkes Kaltara langsung mengirim ke Puskesmas yang mendapatkan bantuan, sehingga dapat terdistribusi ke masyarakat, karena jumlah pendistribusian sesuai dengan kondisi ibu hamil di wilayah masing-masing dengan berdasarkan permintaan dari Dinkes kabupaten/kota setempat,” jelas Gubernur melalui Kepala Dinkes Kaltara, Usman.
Gubernur menyebutkan, 23 PKM di Kaltara itu meliputi Kabupaten Malinau sebanyak 7 PKM, Kabupaten Nunukan sebanyak 11 PKM, Kabupaten Tana Tidung sebanyak 5 PKM. “Kalau untuk jumlah bantuan seluruhnya makanan tambahan bumil itu sebanyak 28.988 dos, ada juga untuk buffer stok sebanyak sebanyak 1.411 Dos, buffer stok ini kalau ada PKM yang butuh akan kami distribusikan lagi,” ujarnya.
Gubernur memaparkan jenis makan tambahan ini seperti biskuit dengan komposisi khusus yang penuh dengan vitamin dan gizi. “Maka itu bantuan makanan tambahan ini harus sedini mungkin diberikan kepada bumil sehingga pertumbuhan janinnya bagus,” jelasnya.
Lebih jauh dikatakan Gubernur, pemberian makanan tambahan untuk bumil ini, juga bertujuan mencegah lahirnya bayi stunting. Dengan demikian, akan lahir bayi yang sehat, dan menjadi generasi penerus yang berkualitas.
“Ini penting, kalau dari bayi, bahkan dari semenjak di kandungan sudah dijaga, insya Allah kedepan setelah lahir dan tumbuh besar, akan menjadi generasi yang sehat dan berkualitas,” tambah Irianto. (humas)