TANJUNG SELOR, MK – Bergerak cepat, dan tepat. Demikian yang terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Salah satunya dalam upaya membuka keterisolasian wilayah. Didorong sepenuhnya oleh pusat, Pemprov Kaltara di bawah kepemimpinan Gubernur Dr H Irianto Lambrie terus bergerak membangun jalan-jalan, utamanya ke wilayah pedalaman dan perbatasan.
Seperti berulang kali disampaikan Gubernur, membangun konektivitas adalah salah hal utama yang menjadi prioritas. Terutama akses ke wilayah perbatasan. Dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat wilayah perbatasan Kaltara.
Salah satu wujud nyata yang dilakukan adalah membangun jalan paralel yang akan menghubungkan wilayah perbatasan ke daerah perkotaan. Didanai sepenuhnya melalui APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), progress pembangunan jalan paralel perbatasan sudah sekitar 70 persen lebih terbuka. Pemerintah menargetkan, pada 2019 mendatang jalan ini bisa terhubung.
Gubernur mengatakan, pembangunan jalan paralel ini merupakan usulan yang telah lama disampaikan ke Pusat. Patut disyukuri, pemerintah merespons dan telah dikerjakan sejak beberapa tahun terakhir. Jalan paralel dari Malinau menuju Long Boh misalnya. Jalan sepanjang 603 Kilometer (Km) ini, ditargetkan selesai akhir 2019. “
Diungkapkan, dari total panjang jalan 603 Km, hingga kini sudah masih menyisakan sekitar 260 Km yang belum tembus. Menurut informasi dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPR-Perkim), sisa jalan yang belum terbuka itu, sementara masih dalam tahap pembukaan lahan hutan.
Dalam kegiatan di lapangan, kata Irianto yang didampingi Kepala DPUPR-Perkim Kaltara, Dr Suheriyatna, pemerintah melibatkan TNI, yaitu melalui Zeni TNI AD. “Sekarang yang sedang berjalan pembukaan lahan untuk jalan yang dikerjakan oleh Zeni TNI AD. Dari Long Kemuat ke Long Nawang,””jelas Suheriyatna menambahkan.
Lebih lanjut Suheriyatna menerangkan, pembangunan jalan paralel yang menghubungkan dengan jalan akses menuju Pos Lintas Batas ini, dikerjakan secara bertahap. Mulai dari pembukaan lahan hutan hingga perawatan jalan. Tahun ini, katanya, ada sekitar 100 Km yang akan dikerjakan. Dilanjutkan sisanya pada 2019 mendatang. “Ditargetkan akhir 2019 jalan paralel ini sudah tembus seluruhnya. Termasuk pembangunan jembatan yang kita targetkan nanti sudah bisa dilalui. Masi ada sekitar 160 Km lagi sisanya yang harus dibangun tahun depan jika disetujui anggarannya,” tandasnya.
Suheriyatna menambahkan, pembangunan jalan paralel perbatasan dikerjakan secara bersaman dengan pembangunan jembatan. Sehingga teknis pembangunan jalan ini dikerjakan secara berlawan arah jalan. “Pengerjaan jalan ini melalui sistem multiyear. Kecuali yang pembukaan lahan hutan yang dikerjakan oleh Zeni TNI. Ruas jalan paralel perbatasan yang dibangun ini, dari dua arah. Yaitu dari Malinau ke Pujungan 217 Km, kemudian dari Long Boh ke Pujungan 386. Dengan lebar jalan sekitar 15 meter dan kekerasan 11 speed, karena baru buka jalan,”” terangnya lagi.
Lebih jauh dikatakan, jalan paralel perbatasan dari Malinau menuju Long Boh yang tengah dibangun ini, dibagi dalam 3 paket kegiatan. Yaitu pemeliharaan jalan, pembangunan jalan atau buka hutan dan paket pembangunan jembatan. “
Paket pemeliharaan rutin, terdiri dari sesi Long Nawang ke Long Pujungan sepanjang 90 Km, Long Boh – – Metulang – Long Nawang 107 Km, Long Kemuat – Langap 86 Km, serta Long Pujungan – Long Kemuat 24.95 Km. Sedangkan paket pembangunan jalan atau buka hutan, antara lain Jalan Long Nawang – Long Pujungan (Buka Hutan 1), dengan panjang 30 Km. Kemudian Long Nawang – Long Pujungan (Buka Hutan 2) sepanjang 30 Km, Long Pujungan – Long Kemuat – Langap (Buka Hutan 3), sepanjang 20 Km dan Long Pujungan – Long Kemuat – Langap (Buka Hutan 4) dengan panjang 17 Km.
Selain itu, Suheriyatna menambahkan di sepanjang jalan paralel juga dibangun jembatan semi permanen sebanyak 180 unit. “Kalau total keseluruhan jembatan itu panjanganya 864 meter. Tidak bertipe log lagi. Kita targetkan tahun 2019 juga selesai bersamaan dengan pembangunan jalan paralel. Sehingga sudah dapat dilalui. Saat ini sudah 22 unit jembatan yang dibangun, pada 2018 target jembatan yang kami kerjakan 80 unit, dan tahun 2019 dilanjutkan 100 unit,” imbuhnya. (humas).
///Grafik///
PEMBANGUNAN JALAN PARALEL YANG SUDAH KONTRAK
Paket Pemeliharaan rutin jalan
- Long Nawang – Long Pujungan
Nilai Pagu : Rp 5.500.000.000
Nilia Kontrak : Rp 4.640.193.000
Efektif : 90.00 Km
- Long Boh – Metulang – Long Nawang
Nilai Pagu : Rp 6.500.000.000
Nilai Kontrak : Rp 6.125.588.000
Efektif : 107.00 Km
- Long Kemuat – Langap
Nilai Pagu : Rp 8.500.000.000
Nilai Kontrak : Rp 7.379.182.000
Efektif : 86.00 Km
- Long Pujungan – Long Kemuat
Nilai Pagu : Rp 3.708.838.000
Nilai Kontrak : Rp 3.507.698.000
Efektif : 24.95 Km
Paket Pembangunan Jalan (Buka Hutan)
- Long nawang – Long Pujungan (Buka Hutan 1)
Nilai Pagu : Rp 75.000.000.000
Nilai Kontrak : Rp 74.955.770.000
Efektif : 30.00 Km
- Long Nawang – Long Pujungan (Buka Hutan 2)
Nilai Pagu : Rp 75.000.000.000
Nilai Kontrak : Rp 74.955.200.000
Efektif : 30.00 Km
- Long Pujungan – Long Kemuat – Langap (Buka Hutan 3)
Nilai Pagu : Rp 50.000.000.000
Nilai Kontrak : Rp 49.954.950.000
Efektif : 20.00 Km
- Long Pujungan – Long Kemuat – Langap (Buka Hutan 4)
Nilai Pagu : Rp 43.453.235.000
Nilai Kontrak : Rp 43.410.360.000
Efektif : 17.00 Km
Paket Pembangunan Jembatan Permanen Perbatasan dari Malinau – Long Boh
- Nilai Pagu : Rp 109.267.326.000 (Ditambah Luncuran Sisa TA 2017)
- Total Panjang Jembatan efektif : 864.00 Km
- Jumlah Jembatan : 180 Unit